Sinopsis Never Gone (2016) part 2
Tiba
akhirnya masa-masa terakhir kelas 3 SMA, mereka semua berharap dapat meraih
cita-cita dan sukses.
Di
pesta kelulusan, Cheng Zheng terus memperhatikan Yujin yang duduk bersama Fuhua,
Meng Xue berusaha mengalihkan perhatian Cheng Zheng dari Yujin.
Fuhua
berkata pada Yujin, “aku ingin
melalukakan tindakan berani malam ini”. Fuhua pun jalan menghampiri Ziyi
lalu mengajaknya untuk berdansa, Ziyi menerima ajakan Fuhua mereka pun
berdansa.
Meng
Xue mendekati Yujin, “kau lihat Cheng Zheng
sekarang kurang semangat, aku mengenal Cheng Zheng selama 18 tahun dan dia
belum pernah seperti itu, kau tau aku menyukainya selama itu juga, tapi kau
yang baru dikenalnya berbula-bulan yang bisa membuatnya seperti itu. Pernahkah
kau berpikir kalian bukan pasangan yang cocok. Kau bukan Cinderella, Cheng Zheng
membantu mu hanya karena dia kasihan padamu”. Yujin hanya bisa diam
mendengar ucapan Meng xue.
Akhirnya
Cheng Zheng memberanikan diri mengajak Yujin untuk berdansa. Yujin berusaha
menolaknya tapi Cheng Zheng langsung menariknya. Mereka pun berdansa.
Meng Xue
hanya dapat melihatnya dengan rasa patah hati. Song Ming mendekati Meng Xue dan
berusaha menghiburnya.
Saat
semua orang sedang asyik berdansa tiba-tiba lampu mati, Cheng Zheng dengan
sigap memeluk erat Yujin, Fuhua mengambil kesempatan itu dengan mencium Ziyi, Ziyi
hanya bisa terdiam karena syok.
Saat lampu sudah menyala Yujin langsung pergi
dari pesta, Cheng Zheng berusaha mengejarnya.
“Su yujin, ayo ikut aku ke Beijing kita
mendaftar ke Tsinghua bersama, aku ingin tetap bersama mu”.
“maaf Cheng Zheng, tapi aku tak akan mampu
masuk ke universitas bagus disana”
“Su
Yujin, jadilah pacarku, Su Yujin ikutlah denganku ke Beijing, Su Yujin tetaplah
bersamaku” Ucap Cheng Zheng dengan suara yang nyaring sambil menatap langit.
Cheng
Zheng mendekati Yujin, Tiba-tiba Yujin mencium Cheng Zheng. Mengira ciuman itu
tanda Yujin mau jadi pacarnya, Cheng Zheng tersenyum dengan sangat bahagia.
Padahal ciuman itu merupakan tanda perpisahan dari Yujin, Yujin pergi sambil
menangis dan berkata dalam hatinya, “selamat tinggal Cheng Zheng”.
Tahun
2009
Sekarang
Yujin sudah jadi mahasiswa, ia tak pernah lagi mendengar kabar tentang Cheng
Zheng, Setiap hari Yujin pergi kekampus menggunakan sepeda. Untuk membantu
ibunya membiayai kuliah, Yujin bekerja sampingan sebagai penjaga perpustakaan.
Diperpustakaan Yujin bertemu staf lainnnya yaitu Shuan Juan. Sambil menjaga perpustakaan Yujin juga belajar
denga giat sampai ia lupa makan siang, Shuan Juan dengan ramah memberikan Yujin
bekalnya untuk makan.
Yujin
merasa tak enak pada Juan, ia pun memberikan uang sebagai ganti makanan tadi. Juan
hanya tersenyum lalu menawari Yujin untuk kerja sampingan lain selama 2 hari.
Yujin menyetujuinya.
Selesai
bekerja Juan bertanya apa impian dan cita-cita Yujin, Yujin menjawab dengan
sederhana “bisa hidup tenang dan damai, itu sudah cukup bahagia”.
Keesokan
harinya mereka bekerja sampingan lain lagi yaitu menawarkan produk air minum. Seiring waktu mereka menjadi sangat akrab.
Yujin
bertemu dengan Fuhua, menurut Fuhua, Yujin beruntung bertemu dengan Juan, “dia baik dan sepertinya dia menyukaimu”.
Yujin menyahut “jangan bicara ngawur”.
Saat
mereka tengah asyik mengobrol, ada suara yang memanggil nama Yujin, Yujin mencari
asal suara itu, tiba-tiba Cheng Zheng muncul. Yujin sebenarnya senang bertemu
dengan Cheng Zheng lagi tapi ia pura-pura acuh, lalu Juan datang, “apa kau temannya Yujin, perkenalkan aku
pacarnya”. Yujin kaget mendengar ucapan Juan. “aku juga pacarnya” sahut Cheng Zheng tak mau kalah, Yujin mencoba
meralat ucapan Cheng Zheng, “dia temanku saat SMA”.
Malas berbasa-basi lagi Cheng Zheng mengajak Yujin
dan Juan untuk jalan-jalan menggunakan mobilnya dan adiknya yang menyetir. Nama
adiknya Cheng Zheng adalah Zhang Yue. Mereka
pergi ke kuil lalu menuliskan harapan mereka. Yujin menengok kesamping untuk
melihat harapan yang ditulis Cheng Zheng tapi Cheng Zheng segera menutupinya.
Agar Cheng Zheng dan Yujin bisa berdua saja Zhang Yue sengaja mengajak Juan
untuk membeli minimuan. Yujin
bertanya pada Cheng Zheng sebenarnya apa yang dia inginkan kenapa dia datang
menemuinya.
“apa kau tau betapa menderitanya hatiku,
setelah kau pergi. Aku berusaha melupakan mu, tapi aku tak bisa” akui Cheng
Zheng dengan emosi. lalu Cheng
Zheng dengan paksa langsung mencium Yujin, ternyata hal itu tak sengaja
disaksikan oleh Juan dari jauh.
Malamnya,
Cheng Zheng, Yujin, dan Juan makan bersama, Cheng Zheng menawari Yujin untuk
minum, awalnya Yujin berusaha menolak tapi karena Cheng Zheng memaksa akhirnya
ia menerimanya, Setelah Yujin mabuk dan tertidur. Cheng Zheng menawari Juan
untuk minum sebagai gantinya Yujin. Tapi Juan tak menghiraukan Cheng Zheng,
Cheng Zheng kesal Juan tak ingin minum, akhirnya ia memilih meminumnya sendiri.
Tiba-tiba
Yujin mengiggau memanggil nama Cheng Zheng. Dari situ Juan mengerti perasaan Yujin
untuk siapa.
Semenjak kejadian itu Juan tidak pernah lagi mau menegur Yujin.
Yujin
datang ke apartemen Cheng Zheng, lalu marah pada Cheng Zheng karena mengira
Cheng Zheng penyebab Juan tidak mau menegurnya.
Cheng
Zheng terlihat senang dengan kedatangan Yujin tapi Yujin langsung menyodorkan
banyak pertanyaan, “apa yang kau katakan
pada Juan, kenapa kau selalu menggangku ?, apa yang kau rencanakan dengan
adikmu?”.
Cheng Zheng berusaha menahan emosi Yujin, ia pun langsung
mendorong Yujin kedinding dan memegangi tangannya. “apa kau pikir aku yang menyebabkan masalah antara mu dan Juan ?, Kau
yang memanggil namaku saat mabuk, jika kau tak percaya kau bisa tanyakan
langsung ke Juan”.
“Cheng Zheng kamu memang seperti itu selalu
memaksa, kamu hanya selalu menuruti kata hati mu”
“aku melakukannya karena aku menyukaimu”
sahut Cheng Zheng dengan emosi.
Yujin
menjawab “apa karena kau menyukai ku, aku
harus menghormati mu !!!”
“jika kau tak suka padaku, mengapa kau
memberikan ku harapan ? mengapa kau menciumku dulu?, mengapa kau tak menolakku?
Jadi aku bisa berhenti berharap”
“Cheng Zheng, Aku tak menyukaimu, aku
membenci mu”.
Semenjak
pertengkaran mereka, Cheng Zheng tak pernah datang lagi mengunjungi Yujin, hari-hari
Yujin pun berlalu Seperti biasanya dengan tenang.
“Ku dengar Juan sudah lulus dan sekarang dia
mulai bekerja di sebuah perusahaan besar. Setelah itu aku tak pernah lagi
berhubungan dengannya, kehidupan kuliahku tampaknya akan damai kembali akhirnya”
Fuhua
kuliah di kesehatan jurusan dokter, sekarang ia sedang magang di sebuah rumah
sakit. Ternyata di rumah sakit ada Ziyi yang sedang terbaring sakit karena
mengalami kecelakaan mobil.
Fuhua nampak senang bertemu dengan Ziyi lagi, bahkan ia menjadi dokternya Ziyi. Setiap malam Fuhua membacakan cerita untuk Ziyi. Sering
waktu hubungan mereka berkembang lebih dari sekedar antara dokter dan pasien.
Tahun
2011
Yujin
berhenti melakukan kerja sampingannya karena ibunya meminta-nya untuk segera
pulang ke kota mereka, ibu Yujin ingin menikah lagi. Yujin merestui pilihan
ibunya, dia yakin ayahnya disana juga ingin ibu bahagia.
Saat
Yujin dan ibunya sedang jalan berdua, Yujin tak sengaja bertemu Cheng Zheng,
Cheng Zheng tersenyum senang melihat Yujin.
Yujin,“apa yang kau lakukan disini ?”
Cheng Zheng, “pabrik elektronik No.2 di dekat rumahmu
telah dibeli ibuku”
Di
rumah Yujin, Cheng Zheng kasihan melihat Yujin yang sudah kelelahan membuat lampion
dari bamboo yang berbentuk kelinci (menurut
sudut pandangku sih itu lampion T_T, maaf kalo salah J). Cheng Zheng menyuruh
Yujin berhenti membuat benda tersebut,”lagi
pula hasil yang kamu peroleh sangat sedikit dari kerajinan ini”.
Cheng
Zheng menawarkan Yujin, “bagaimana aku
memberi mu uang, jadi kau bisa berhenti membuat ini dan kita bisa bicara”.
Yujin tersinggung dengan ucapan Cheng Zheng, “bagimu membuat 40 atau 50 ini sangat tidak berarti, tapi bagiku ini
bisa untuk hidup selama 2 hari”. Merasa bersalah dengan ucapannya tadi,
Cheng Zheng berusaha keras untuk membuat lampion kelinci itu. Yujin tersentuh melihat
usaha yang dilakukan Cheng Zheng.
Selama semalam membuat lampion itu, Cheng
Zheng berhasil membuat lima lampion tapi tidak ada lampion yang sempurna. Yujin
tertawa melihat hasil buatan Cheng Zheng, Cheng Zheng hanya bisa tersenyum
malu.
Cheng Zheng,“Berjanjilah setelah
kau lulus, kau pergi ke Beijing dan tinggallah bersamaku”.
Yujin mengangguk
kecil, tanda ia menyetujuinya.
“berjanjilah kali ini, kau tak lari lagi”
Timpali Cheng Zheng.
Kelulusan
sebentar lagi, semua mahasiswa berusaha mencari pekerjaan begtiu juga Yujin.
Dalam rangka agar bisa bersama Cheng Zheng, Yujin mengirimkan banyak lamaran
kerja ke Beijing tapi banyak yang
menolak lamarannya, Yujin sedikit putus asa tapi Fuhua menyemangatinya, “banyak orang diluar sana sama seperti mu,
berusaha mendapatkan pekerjaan”.
Fuhua
dan Ziyi ketemuan didalam mobil dan mereka ciuman. Saat Ziyi mengambil air
minum, Handphone Ziyi berbunyi, Fuhua mengambil handphone tersebut betapa
kecewanya Fuhua saat melihat yang menelpon adalah wanita bahkan gambar
kontaknya ada Ziyi dan wanita itu.
Cheng
Zheng menelpon Yujin, “aku sudah
menemukan pekerjaan untukmu di Beijing, walau tak sesuai dengan jurusanmu”
“maaf Cheng Zheng aku sudah menemukan
pekerjaan tapi di Shanghai”
“Apaa?? Aku sudah memintamu untuk pindah ke
Beijing, apa kau tak memperdulikanku”
“aku sudah berusaha mencari pekerjaan di
Beijing tapi taka da perusahaan yg menerima ku, aku akan segera lulus dan aku
ingin segera mendapat pekerjaan”
“aku sudah menyuruh mu ke Beijing, kenapa kau
seegois itu” sahut Cheng Zheng lalu langsung mematikan teleponnya.
Merasa
bersalah dengan Cheng Zheng, Yujin langsung membeli tiket kereta dan pergi ke
Beijing, didalam kereta Cheng Zheng menelpon dan berkata ia sedang diperjalan
menuju Shanghai, Yujin kaget dan berkata ia sekarang di kereta menuju Beijing.
Cheng Zheng menyuruh Yujin untuk turun di stasiun Tan ai, ia yang akan
datang kesana. Mereka pun akhirnya bertemu.
Narasi
Cheng Zheng, “walau berada di ujung dunia
sekalipun, aku akan tetap bersama mu”
Yujin
dan Cheng Zheng bermalam di hotel, Didalam kamar hotel mereka disediakan dua
tempat tidur, Cheng Zheng terlihat gelisah ditempat tidurnya, ia ingin
mendekati Yujin. karena tak tahan lagi Cheng Zheng langsung berpindah ke tempat
tidur Yujin dan akhirnya mereka tidur bersama.
Tahun
2012
Cheng
Zheng dan Yujin sedang pindahan kerumah baru mereka, Fuhua, Song Ming dan Ziyi
membantu beres-beres. Ziyi
mengkritik Cheng Zheng yang memilih tinggal dirumah kecil seperti ini dibandingkan
apartemennya.
Cheng
Zheng, “jangan bicara sembarang, aku sudah bersusah payah membujuk
Yujin untuk tinggal dirumah ini”.
Song
Ming mempertanyakan apa Cheng Zheng tidak dipaksa orang tuanya lagi untuk ke
amerika.
Cheng
Zheng, “mereka memaksa ku, tapi untuk
saat ini ku tunda dulu”
Song
Ming, “jika kau pergi bagaimana dengan
Yujin?”
Cheng
Zheng, “tentu saja aku akan mengemasnya
bersamaku”
Fuhua
dan Ziyi ketemuan lagi, tapi kali ini Ziyi jujur bahwa ia akan menikah dengan wanita lain, Fuhua
hanya bisa menunduk sedih, lalu dengan tegar berkata selamat.
Narasi Ziyi, "terkadang aku berpikir akan lebih baik jika kita keluarga"
Fuhua
megucapkan salam perpisahan ke Yujin, karena dia akan melanjutkan sekolahnya.
"aku minta maaf padamu karena tak pernah cerita mengenai hubungan ku dengan Ziyi, sebenarnya bukan aku ingin menyembunyikannya tapi bahkan Ziyi tak mengakui-nya".
"pria itu memang brengsek" sahut Yujin.
"tapi aku tak pernah menyesalinya" akui Fuhua dengan senyuman.
lanjut part 3 (part terakhir *_*)