Sinopsis Never Gone (2016) part 1
Movie China
Never Gone (2016) part-1
Tahun 2015
Seorang wanita yang sedang bertanya-tanya dengan orang dijalan sambil
menunjukan selebaran kertas.
wanita
itu bernarasi, “apa ada orang spesial
dihatimu?, setelah dia pergi hidup harus terus berjalan, tanda-tanda
keberadaannya akan terhapus perlahan oleh kehidupan yang sunyi ini. Jarak dan
masa muda yang indah itu, telah berubah menjadi kenangan yang memudar layu
secara perlahan. Dalam perputaran waktu kita berlari mengitari lingkaran.
Akankah orang itu menunggumu ditempat yang sama? “.
Waktu
berpindah, kembali ke tahun 2007
Wanita tadi adalah Su Yujin, tahun ini adalah tahun kepindahannya ke SMA favorit yang berada dikota.
Yujin bernarasi, “tahun ini merupakan tahun yang berat untukku, ayah ku sakit, dan keuangan keluargaku lagi bermasalah, tapi orang tuaku selalu mencoba yang terbaik untuk anaknya, mereka menabung agar aku bisa masuk sekolah favorit dikota sehingga mempermudahku untuk masuk perguruan tinggi nanti”.
Yujin
jalan memasuki sekolah barunya, Seorang laki-laki mengenakan jaket berwarna
hitam menggunakan sepeda motor. Lewat disamping Yujin, tak sengaja laki-laki
tersebut melewati selang air sehingga selang air tersebut pecah dan airnya
mengenai Yujin.
Yujin
kembali bernarasi,”Pria itu bernama
Cheng Zheng, merupakan orang kaya generasi
ke-2 dari seorang pejabat yang terkemuka, dan pangeran pujaan disekolah, siapa
sangka dialah yang membuat masa SMA-ku mengemparkan”.
Yujin
mendatangi Cheng Zheng dengan emosi “apa kamu tak bisa naik motor?”. tiba-tiba
ada bola baseball hampir mengenai Yujin untung saja dengan cepat Cheng Zheng
dapat menangkapnya. Bukannya minta maaf karena menyebabkan baju Yujin basah
kuyup, Cheng Zheng hanya tersenyum lalu berkata “lain kali hati-hati”. Kemudian
beranjak pergi. Dari situlah membuat Yujin tak suka dengan Cheng Zheng.
Dikoridor
sekolah saat Yujin memasukan peralatannya kedalam loker, Fuhua mendekati Yujin,
mereka pun berkenalan.
Narasi
Yujin,”Mo Fuhua memiliki latar belakang
keluarga sama dengan ku,ia menjadi teman pertamaku, dan satu-satunya”.
Mo
Fuhua sangat ramah, ia bersedia membantu Yunjin jika kesusahan dalam
beradaptasi disekolah. Mo Fuhua pun mengenalkan Su Yujin dengan gadis yang
sedang menjadi pusat perhatian yaitu Meng Xue.
Narasi Yujin,“Meng Xue merupakan pacar masa kecilnya Cheng Zheng sama seperti Cheng Zheng, ia berasal dari keluarga kaya, saat disekolah ia selalu mengagap aku musuhnya”.
“Didekat Meng Xue selalu ada Song Ming yang selalu mengikuti Meng Xue, Song Ming sangat penurut pada Meng Xue, tapi dia baik dan rahmah padaku”
“Dan terakhir Zhou Ziyi, Cowok yang banyak
gaya dan suka menggangu orang lain”.
Ziyi
yang sedang mengganggu siswa lain, tiba-tiba terkena lemparan bola baseball, lalu
bola itu jatuh menggelinding kearah Yujin, ia pun mengambilnya. Ternyata yang
melempar bola tersebut adalah Cheng Zheng, Cheng Zheng menghampiri Yujin lalu mengambil
bola tersebut. Ziyi mendatangi Cheng Zheng, ia marah tapi dengan nada bercanda
berkata,”kau berhasil melemparkan dengan
akurat tepat dikapalaku”. Kemudian Ziyi merangkul Cheng Zheng dan
mengajaknya ke kelas.
Didalam
kelas Mo Fuhua menyuruh Yujin Duduk Dibelakang Cheng Zheng, saat menuju ke kursi
tiba-tiba Cheng Zheng berdiri lalu pindah duduk dibelakang, sehinga Yujin duduk
didepannya.
Tak
terasa hari demi hari telah berlalu, hari ini merupakan pembagian hasil ujian
matematika. Melihat hasil yang diperoleh Yujin, Ziyi mengejek Yujin yang hanya
4 poin lebih tinggi darinya yaitu 52, Yujin hanya diam diejek seperti itu. Berbanding
terbalik dengan Cheng Zheng yang mendapatkan nilai sempurna.
Yujin
ingin keluar kelas tapi dengan diam-diam membawa sebuah buku, Cheng Zheng
curiga Yujin ingin menyontek ia pun langsung merebut buku itu dari Yujin.
Padahal sebenarnya Yujin hanya menyembunyikan pembalut didalam buku itu.
Yujin
hanya bisa menahan malu karena pembalutnya jatuh dari buku itu, ia pun segera
lari pergi dari kelas, Cheng Zheng jadi merasa bersalah.
Saat
pelajaran tengah berlangsung dikelas, Cheng Zheng berusaha memanggil Yujin tapi
tak dihiraukan, lalu ia melemparkan buku Yujin tadi ke meja Yujin, karena
merasa terganggu dengan sikap Cheng Zheng, Yujin pun sengaja memajukan kursinya
tapi tanpa sengaja mengenai kaki Cheng Zheng. Cheng Zheng ingin berteriak
kesakitan tapi menahannya.
Yujin yang penasaran dengan buku yang dilemparkan
Cheng Zheng, ia pun membukanya ternyata soal-soal dibuku itu telah dijawab oleh
Cheng Zheng bahkan dengan cara mengerjakannya.
Saat
istirahat, Fuhua dan Yujin sedang jalan sambil mengobrol, Dengan tingkah konyol
dan anehnya Ziyi mencegat mereka. Fuhua berkata “apa yang kali ini kau peragakan ?”. Ziyi tak
ingin berbasa basi menyuruh Cheng Zheng keluar , Cheng Zheng keluar dengan kaki
pura-pura sakit, Ziyi meminta Yujin bertanggung jawab karena telah menyebabkan
Cheng Zheng terluka. Padahal Cheng Zheng sengaja pura-pura sakit karena hanya
ingin Yujin dekat dengannya, tapi karena Ziyi asal bicara sehingga Yujin salah
paham dan mengira Cheng Zheng ingin uang untuk ganti ruginya, merasa bersalah
Yujin memberikan kartu kreditnya ke Ziyi lalu pergi. Cheng Zheng jadi merasa
kesal dengan Ziyi.
Dikantin
Yujin hanya makan roti karena ia tak punya uang, Fuhua datang lalu mengajaknya
makan bersama.
Dengan
kartu kredit Yujin, Ziyi mentraktir seluruh siswa dikantin dengan es krim.
Fuhua marah melihat sikap Ziyi, ia pun mendatangi Ziyi, dan berkata “kamu tau harga
es krim ini untuk hidup Yujin selama sebulan”. Cheng Zheng yang mendengarnya
jadi merasa tambah bersalah.
Cheng
Zheng mengembalikan kartu Yujin bahkan dengan uang yang banyak dalam atmnya,
Karena merasa itu semua bukan uangnya, Yujin pun ingin mengembalikan sebagian
tapi Cheng Zheng tidak ingin menerimanya “ambil saja itu ku berikan untukmu”.
Yujin juga tak ingin menerima uang orang lain, tiba-tba datang Meng Xue mengambil uang itu, “lihat, bahkan
ia tak mau menerima bantuanmu”. Yujin berkata “aku tak butuh bantuan orang
lain” lalu ia beranjak pergi. Tak lama Cheng zheng pergi juga tanpa
memperdulikan Meng Xue.
Diatas
atap sekolah Yujin sedang merenung,
tiba-tiba Cheng zheng datang menarik rambutnya, karena tak suka dengan sikap Cheng
Zheng, Yujin bergegas ingin pergi tapi ditahan dengan Cheng Zheng, Cheng Zheng
menawarkan bantuan untuk mengajari Yujin matematika, awalnya Yujin menolak.
Tapi ia teringat saat dipanggil guru Wang, guru Wang menceramahi-nya untuk berusaha
lebih keras lagi agar nilainya bagus karena ia tau tak mudah untuk Yujin agar
bisa masuk kesekolah ini. Setelah memikirkannya Yujin setuju menerima bantuan
Cheng Zheng.
Yujin
dan Cheng Zheng janjian setiap selesai sekolah mereka akan belajar diatas atap sekolah. Bagi Yujin ternyata diajari oleh
Cheng Zheng sangat menyenangkan walau terkadang Cheng Zheng bertingkah
menjengkelkan.
Waktu
berlalu, saat pembagian hasil ujian matematika Yujin berhasil mendapat nilai 85
ia pun tersenyum bahagia, melihat pencapaian Yujin, Cheng Zheng pun tersenyum.
Semenjak itu hubungan keduanya mulai berkembang, Yujin dan Cheng Zheng mulai
memahami sifat masing-masing.
Yujin
dan Fuhua sedang jalan-jalan sambil mengobrol di taman sekolah, tiba-tiba Fuhua
menarik Yujin untuk menonton baseball, Yujin mengira Fuhua mulai tertarik
dengan baseball karena ingin menonton-nya tapi Fuhua berkata ia tertarik
menonton baseball karena ada Zhou Ziyi disana sambil menatap Zhou Ziyi dengan
senyuman. Diam-diam Yujin juga memperhatikan Cheng Zheng. Tak lama seorang
siswa memanggil Yujin, “guru Wang memanggilmu”.
Cheng
Zheng bingung melihat Yujin tiba-tiba pergi dari barisan penonton. Cheng zheng
mendatangi Fuhua , “dimana Yujin?”.
“ada
sesuatu yang terjadi dengan keluarganya. Dia harus pulang”.
Semenjak
Yujin pergi, Cheng Zheng merasa tak semangat di sekolah, saat pelajaran
berlangsung ia hanya melamun sambil menatap kursi Yujin yang kosong.
Hari
demi hari berlalu, karena tak semangat sekolah Cheng Zheng bahkan tidur
dikelas, Cheng Zheng terbangun saat ada
gadis yang duduk dikursi Yujin, ternyata itu Fuhua, Cheng Zheng menegur
Fuhua untuk tidak duduk dikursi itu, Fuhua berkata Yujin yang memintanya untuk
tukaran tempat duduk, Fuhua memberi kode ke Cheng Zheng, “Yujin sudah kembali”.
Cheng
Zheng segera berlari menuju asrama Yujin, ia mengedor-gedor pintu kamar Yujin,
Saat Yujin membuka pintu Cheng Zheng langsung menyodorkan banyak pertanyaan “kenapa
kau tukaran tempat duduk ?, apa aku ada berbuat salah?, jelaskan padaku apa salahku
? aku tak akan mengganggumu lagi sampai ujian masuk perguruan tinggi!”. Yujin meminta
Cheng Zheng pergi karena ia tak ingin membicarakannya. Cheng Zheng tidak ingin
pergi setidaknya ia ingin Yujin menjawab pertanyaan-nya. Dengan berat hati Yujin
memperlihatkan tanda yaitu kain hitam dilengan kiri atasnya (tanda tersebut
artinya sedang berkabung/berduka, dapat disimpulkan Ayah Yujin meninggal).
Untuk
melampiaskan rasa sedih-nya Yujin memilih untuk berlari mengelilingi lapangan
disekolah. Diam-diam Cheng Zheng mengikutinya dibelakang, melihat Yujin sangat
sedih, Cheng Zheng tidak berani mendekatinya.