Sinopsis Film China Yesterday Once More Part 2
Tianjiao sangat frustasi karena sudah ketahuan oleh Gao Xiang. Tianjiao
curhat ke Tiantian.
“jika terus begini, mungkin aku akan benar-benar menjadi pacarnya”.
Ziao masuk kekamar Tianjiao dengan bergaya keren sambil membawa
makanan. Tianjiao menyuruh Ziao untuk segera keluar, tapi Ziao tak ingin
keluar, dia ingin melihat Tiantian lebih lama. Tianjiao menjadi kesal dan
memarahi Ziao, karena takut dengan kakaknya Ziao memilih pergi dari sana.
Tianjiao lanjut berdiskusi dengan Tiantian mengenai masalahnya sekarang.
“dua orang cewek seperti kita tak akan bisa mengatasi Gao Xiang, bagaimana jika aku meminta bantuan Ou Xiaoyang”
“Ou Xiaoyang” sahut Tianjiao dengan ragu.
Tiba-tiba Ziao datang lagi, “mengapa cari orang luar? Kamu punya adik untuk mengatasi masalah ini”
“sudah jangan macam-macam” sahut Tianjiao.
Ziao dengan teman-temannya sengaja minum banyak-banyak agar bisa pipis.
Xiaoyang mengikuti Gao Xiang dari belakang, Xiaoyang ingin menepuk bahu Gao Xiang tapi ia ragu melakukannya. Setelah mengumpulkan keberanian akhirnya Xiaoyang menepuk bahu Gao Xiang. Xiaoyang bertanya pada Gao Xiang kenapa dia memperlakukan Tianjiao seperti itu.
Gao Xiang malas mendengar ocehan Xiaoyang yang baginya tak penting, ia memilih kabur dari sana. Xiaoyang berusaha mengejarnya.
Ditempat lain, Ziao dan teman-temannya sudah bersiap-siap untuk menjatuhkan balon yang sudah diisi air kencing mereka. Ziao dengan sembunyi-sembunyi menunggu Gao Xiang datang, melihat Gao Xiang mulai mendekat, Ziao memberi kode pada temannya, karena temannya salah paham balon itu jadi pecah tepat diatas kepala Ziao.
“hai, kejutan” sahut Ziao dengan gugup lalu kabur dari sana.
Gao Xiang dan Xiaoyang bingung melihatnya ditambah dengan bau badan
Ziao.
“apa kau habis jatuh ditoilet?” Tanya Tianjiao sambil menutup
hidungnya.
“ini semua salah Gao Xiang” sahut Ziao dengan kesal.
Tianjiao yang tak terima melihat adiknya diperlakukan seperti itu oleh
Gao Xiang memilih pergi ke rumah Gao Xiang. Sampai disana Tianjiao hanya
melihat seorang kakek yang sudah sangat tua berusaha menutupi pipa air yang
bocor.
Melihat hal itu Tianjiao tidak tinggal diam, ia langsung menolong kakek
tersebut.
Tak lama kemudian Gao Xiang datang, “apa yang kau lakukan disini?”
Kaget mendengar suara Gao Xiang, Tianjiao tanpa sengaja melepas
tangannya dari pipa tersebut hingga airnya kembali keluar. Dengan cepat Gao Xiang
menarik Tianjiao agar menjauh dari sana lalu ia memperbaiki pipa tersebut.
Tianjiao mengeringkan badannya dikamar Gao Xiang. Dikamar Gao Xiang
terdapat banyak benda-benda yang menarik perhatian Tianjiao.
Diam-diam Tianjiao terpana melihat bagaimana Gao Xiang merawat kakeknya.
Tidak sengaja Tianjiao merusak pesawat mainan Gao Xiang. Gao
Xiang menghampiri Tianjiao lalu memberikannya sebuah jaket.
“tak usah, terima kasih. Kenapa kamu mengganggu adikku?”
“mengganggu adikmu?” sahut Gao Xiang dengan bingung.
“kau mengganggu anak kelas 8, itu perbuatan yang rendah”
“apa kau sudah benar-benar bertanya ke adikmu?” sahut Gao Xiang sambil
terkekeh.
Tianjiao terdiam karena ia memang tidak bertanya secara detail kepada
adiknya.
Gao Xiang menyuruh Tianjiao mengeringkan rambutnya dengan menggunakan
kipas angin karena ia tak memiliki pengering rambut. Diam-diam Gao Xiang
terpana saat melihat Tianjiao mengeringkan rambutnya.
Gao Xiang mengantar Tianjiao pulang, sambil jalan mereka berdua mengobrol, tak lama Tianjiao bersin. Gao Xiang khawatir,”sebaiknya nanti kamu minum air hangat”.
“Kamu cukup mengantarku sampai sini saja” ucap Tianjiao.
Tiba-tiba Suasana menjadi hening.
“jangan bergadang terlalu malam” ucap Gao Xiang dan Tianjiao bersamaan, membuat mereka jadi grogi.
“kamu boleh pergi” ucap mereka lagi secara bersamaan, membuat mereka semakin grogi akhirnya mereka sama-sama pergi.
Tianjiao memarahi adiknya yang melakukan hal sembarangan.
“aku hanya ingin membantumu setidaknya kau memberi nilai pada itu, tolong jangan katakan hal ini pada
Tiantian” Ucap Ziao dengan memohon.
Hari ini seluruh siswa melakukan bersih-bersih disekolah, Tianjiao dan
Tiantian membawa tempat sampah sambil mengobrol, Tiantian bingung tiba-tiba
Tianjiao bersembunyi. Ternyata ada Gao Xiang sedang mengobrol dengan dua orang
siswi.
“apa kau menjalani cinta segitiga?” Tanya dua orang siswi itu
“tidak, aku dan Tianjiao hanya teman. Xiaohu pacarku bahkan ia datang
kerumah membantuku memperbaiki pipa” sahut Gao Xiang. Tianjiao terdiam mendengar ucapan Gao Xiang.
Tianjiao dan Tiantian pergi ke sebuah toko buku, disana Tianjiao asyik
membaca buku tentang astronomi sampai ditegur oleh penjaga toko.
“kamu selalu membaca buku ini”
“aku menyukainya” sahut Tianjiao
“jika kau menyukainya lebih baik kau membelinya saja” sahut penjaga
toko.
Tanpa sengaja mereka bertemu Gao Xiang.
Guru Hao menasehati siswa-siswinya yang mendapatkan nilai rendah, “Lu Tiantian, apa rencana masa depanmu”.
“Pak Hao, bisakah bertanya kepada siswa yang lain, karena aku tak bisa mengatakannya” sahut Tiantian.
Pak Hao lalu bertanya kepada seorang siswa disamping Tiantian, “aku masih bisa ikut ujian masuk ke sebuah perguruan tinggi umum” sahut
siswa itu dengan takut. Guru hao
merendahkan nilai yang diraih siswa tersebut.
“bahkan nilai kalian berdua jika digabung tidak cukup untuk bersaing
dengan nilai Tianjiao, Tianjiao tahun ini mendapatkan nilai tertinggi”. Bukannya
senang, Tianjiao malah terlihat murung mendengar hal itu.
“Tianjiao coba jelaskan apa tujuanmu” ucap Guru Hao dengan lembut.
“aku ingin masuk universitas Tsinghua jurusan keuangan” sahut Tianjiao
dengan kurang yakin.
Huang tao memberikan tepuk tangan lalu diikuti siswa lainnya. Guru Hao
terus saja memuji Tianjiao dan merendahkan siswa-siswi yang tidak punya tujuan
yang jelas menurutnya.
Gao Xiang kesal mendengar guru Hao yang terus merendahkan yang
lain, ia langsung berdiri sambil menepuk meja membuat guru Hao kaget, “ Gao
Xiang, apa tujuanmu”.
“pak Hao, aku ingin terbang”
“apa ini?” sahut guru Hao sambil mengambil pesawat mainan milik Gao
Xiang
“ini sayapku, dengan ini aku bisa terbang” ucap Gao Xiang dengan
percaya diri. Guru Hao hanya bisa heran dengan siswa seperti Gao Xiang.
Tianjiao mengumpulkan buku tugas ke meja Guru Hao, ia melihat pesawat
mainan Gao Xiang ditempat sampah. Tianjiao mengambilnya lalu mengembalikkannya
ke Gao Xiang.
Gao Xiang tersenyum melihat sikap Tianjiao kepadanya.
Guru Hao sedang memberikan nasehatnya kepada seluruh siswa-siswi
disekolah. Tiba-tiba siswa-siswi menjadi heboh saat melihat ada seseorang siswa yang
terlihat akan melompat dari atap gedung sekolah.
Ternyata itu Gao Xiang yang
ingin menunjukkan kalau ia bisa terbang, Gao Xiang terbang menggunakan layangan
gantung. Semua siswa yang berada dilapangan terpana melihatnya begitu juga
Tianjiao.
“itu pacar kakakku” ucap Ziao dengan bangga. Tak lama Gao Xiang lepas
kendali hingga menabrak pohon.
Dikamarnya Tianjiao membuka buku tentang astronomi ayahnya datang
membawakan susu, dengan panik Tianjiao menyembunyikan buku itu namun brosur
tentang pameran astronomi jatuh dan dilihat ayahnya.
“apa kamu ingin pergi ?, jika ia ayah akan mencari cara menyakinkan
ibumu”
“lupakan saja” sahut Tianjiao dengan murung.
Tianjiao memperhatikan kursi Gao Xiang yang kosong, kepala sekolah
mengumumkan akan menghukum Gao Xiang karena aksi nekatnya yang berbahaya
kemarin.
Tianjiao pergi kerumah Gao Xiang dengan alasan ingin memberikan buku
tugas Gao Xiang.
“aku-kan pengawas kelas” ucap Tianjiao menyakinkan dirinya sendiri.
Tiba-tiba seorang wanita memanggil Tianjiao, “ apa kamu Xiaohu?”. Belum sempat Tianjiao menjawab, wanita itu langsung menarik Tianjiao masuk kedalam rumah Gao Xiang.
Disana sudah ada beberapa teman Gao Xiang,
mereka sedang makan-makan dan main kartu.
“dia mendapat nilai terbaik dan disukai oleh gurunya” cerita kakek
tentang Gao Xiang pada teman-teman Gao Xiang.
“tak mungkin” sahut salah satu temannya sambil tertawa.
“lihat siapa yang datang” ucap wanita tadi memotong pembicaraan mereka.
Gao Xiang kaget melihat Tianjiao ada disana.
“hai, gadis muda bukankah Gao Xiang siswa terbaik disekolah” Tanya
kakek pada Tianjiao.
Tianjiao dengan kikuk meng-iyakan perkataan kakek.
“wah kau hebat Gao Xiang, bahkan pacarmu lumayan” ucap temannya Gao
Xiang.
Tianjiao menjadi semakin kikuk mendengarnya. Setelah memberikan buku
Gao Xiang, Tianjiao ingin pergi tapi langsung ditahan wanita tadi. Wanita itu
memberikan kode pada temannya agar membawa kakek jalan-jalan dan meninggalkan
Gao Xiang dengan Tianjiao berdua saja.
Tianjiao duduk diruang tamu, Gao Xiang berusaha merapikan rambutnya
sebelum menemui Tianjiao. Gao Xiang menyalakan radio, Tianjiao suka dengan lagu
yang diputar di radio itu.
“apa kamu menyukainya?”
“iya, aku menyukainya. Dulu aku sering mendengarkannya tapi sayang
radioku sudah disita ibuku”.
Mendadak suasana menjadi hening, Gao Xiang
berusaha mencairkan suasana.
“akan kuhangatkan kebab untukmu”
“tak usah, aku tak lapar. Ini untukmu, aku disuruh guru menyerahkan
ini” sahut Tianjiao sambil meletakan sebuah obat lalu ia pergi dari sana. Gao
Xiang tersenyum senang dengan perhatian yang diberikan Tianjiao.
Gao Xiang akhirnya datang kesekolah, teman-teman dikelas langsung
memberikan tepuk tangan. Huang tao tak suka melihatnnya, ia menyuruh
teman-temannya untuk diam.
Gao Xiang meletakkan sebuah kaset diatas meja Tianjiao. Tianjiao
tersenyum senang mendapatkan kaset itu.
Tianjiao mendengarkan lagu dikaset itu sambil
belajar.
Ziao merencanakan sesuatu dengan teman-temannya untuk mengerjai pacarnya Tiantian.
Tak seperti kemarin, biasanya Tianjiao kesal mengerjakan tugas Gao
Xiang tapi sekarang ia malah menikmatinya.
Ziao terus saja membuat rencana untuk mengerjai Xiaoyang.
Makin lama Tianjiao dan Gao Xiang semakin akrab, tentu saja Huang Tao
cemburu melihatnya.
Dengan sengaja Huang Tao membaca data Gao Xiang dan ia mulai
memikirkan suatu rencana. Huang tao sengaja menyuruh temannya untuk memasukkan jamnya di saku celana Gao Xiang
lalu ia berpura-pura telah kehilangan jamnya.
“apa kamu melihat jam Huang Tao?” Tanya salah satu teman Huang Tao pada
Gao Xiang
“aku tidak tahu”, Gao Xiang ia ingin pergi dari sana tapi ditahan oleh
teman Huang Tao. Tak terima dituduh, Gao Xiang dengan teman-teman Huang Tao
akhirnya berkelahi. Xiaoyang yang berada disana mencoba melerai mereka.
Tianjiao dan Tiantian melihat kerusuhan itu dari jauh. Mereka langsung
lari untuk melerai mereka. Teman Huang Tao menjelekkan ayah Gao Xiang yang
sekarang dipenjara.
“kini aku tahu, anak dan ayah sama saja” sahut Huang Tao
Gao Xiang hanya diam sambil meraba saku dicelananya dan ia menemukan
jam Huang Tao disana. Huang Tao tersenyum sinis melihatnya.
Tianjiao tak bisa
berkomentar apa-apa melihat hal itu.
Gao Xiang hanya diam sambil memandang Tianjiao dengan malu.
Part 3 (Continue)