Sinopsis Yesterday Once More Part 4 End
Tianjiao
bersiap-siap untuk memberikan pidato di upacara perpisahaan. Huang Tao datang
menghampiri Tianjiao, “ada sesuatu yang inginku beritahu, jika aku tak
mengatakannya aku akan membenci diriku sendiri, Gao Xiang akan pergi, keretanya
akan berangkat siang ini. Dan satu hal lagi, aku hanya ingin kau bahagia” ucap
Huang Tao tulus. Tianjiao hanya bisa terdiam mendengar hal itu.
Tiba-tiba
seseorang datang menyuruh Tianjiao bergegas karena sudah saatnya ia pidato.
Tianjiao berjalan menuju panggung dengan sedih.
“hai
semuanya, nama ku Lin Tianjiao, demi memenangkan penghargaan ini aku selalu
berusaha keras untuk belajar, siang malam aku berjuang untuk menghafal
pelajaran kedalam otakku, satu-satunya yang ku pikirkan hanyalah masuk
perguruan tinggi terbaik dan menjadi siswa seperti pikiran orang-orang, tapi
yang kalian harus ketahui aku bukanlah 3-Terbaik seperti yang kalian pikirkan”.
para siswa dan tamu bingung mendengar pengakuan Tianjiao. guru Hao mencoba
menjelaskan ke tamu undangan,”dia hanya merendah”.
“untuk
memenangkan penghargaan ini aku menyontek,
mengabaikan perasaan temanku, merendahkan pacarnya, bahkan aku tak
mengenal adikku sendiri, kupikir sukses adalah kebebasan, tapi seseorang
mengatakan kepadaku kebebasan sesungguhnya berasal dari menghadapi dirimu
sendiri, aku hanya ingin berani berkata jujur. Orang yang mengatakan ini padaku
kini sudah pergi meninggalkanku dan aku belum sempat mengucapkan selamat
tinggal padanya” lanjut Tianjiao sambil menangis.
“Tianjiao,
apa kau menghafalkan pidato yang salah?” Tanya guru Hao dengan gugup.
“maafkan
aku semuanya, aku memutuskan untuk tidak menerima penghargaan ini” ucap
Tianjiao dengan yakin. Ziao langsung berdiri memberikan tepuk tangan lalu
diikuti siswa yang lainnya. “bagus Tianjiao……” ucap semuanya memberikan
dukungan pada Tianjiao.
Tianjiao
langsung ingin pergi dari sana tapi Satpam berusaha menghalanginya. “hentikan
dia, hentikan dia” ucap guru Hao. Teman-teman yang lain berusaha membantu Tianjiao
kabur. “Tianjiao Lari” ucap Tiantian dan Xiaoyang sambil berusaha menahan
satpam. Didepan pintu sudah ada Huang Tao, ia menyuruh Tianjiao lari dan dia
akan menahan pintunya.
Guru Hao terus mengejar Tianjiao, merasa tak ada pilihan
lain Tianjiao kabur lewat jendela seperti yang dilakukan Gao Xiang dulu. “Tianjiao”
ucap guru Hao dengan tegas, “berhati-hatilah” lanjutnya dengan pelan.
Guru
Hao memilih membiarkan Tianjiao pergi, “Pak Hao, aku minta maaf” ucap Tianjiao.
Tianjiao
berusaha menyetopkan taksi walau hujan
sangatlah deras.
Gao Xiang pamitan dengan teman-temannya, selesai pamitan Gao
Xiang lalu naik ke kereta.
Tianjiao
sampai di stasiun kereta dengan basah kuyup, namun kereta yang dinaiki Gao
Xiang sudah jalan. Tianjiao memanggil-manggil nama Gao Xiang tapi Gao Xiang
tidak mendengarnya.
Melihat
kereta sudah pergi jauh, Tianjiao hanya bisa menangis kecewa.
Tianjiao jalan
melamun Tiantian, Xiaoyang, dan Ziao datang menyusulnya.
Tak
lama kemudian ada teman-teman Gao Xiang lewat. Tianjiao mendekati mereka, “bisakah
kau menolongku ?”
Teman-teman
Gao Xiang setuju mengantar Tianjiao dan teman-temannya ke stasiun radio. Ziao,
Tiantian dan Xiaoyang sangat senang naik sepeda motor sambil hujan-hujanan. “teman..teman
terimakasih” ucap Tianjiao dengan nyaring.
Tianjiao
memohon pada kepada pembawa acara radio agar mengizinkannya untuk berbicara di radio
karena ia ingin menyampaikan pesan kepada temannya.
“Hay semua, maaf mengganggu kalian, aku ingin
menyanyikan sebuah lagu sekarang untuk teman baikku yang sedang naik kereta
kuharap dia bisa mendengar suaraku, Gao Xiang, kau bisa mendengarkanku?”.
Gao
Xiang duduk dikereta sambil melamun,
mendengar ada suara yang memanggil namanya Gao Xiang mencari sumber suara itu. Mendengar
suara itu dari radio, Gao Xiang dengan cepat langsung mengambil radio itu.
“aku melihat bintang-bintang yang kau lukis
diruang kelas. Walau ada rasi bintang yang salah, tapi Ituu membuat ku sangat
bahagia”.
Tiba-tiba
suara radio Gao Xiang terputus. Gao Xiang langsung lari berusaha mencari tempat
yang bagus jaringannya.
“dulu kamu pernah bertanya kenapa aku
mengucapkan terima kasih, dan aku tak pernah menjawabnya. Sekarang aku akan
menjawabnya. Terimakasih untuk semuanya, terimakasih untuk semua yang kamu
lakukan untukku.” lalu Tianjiao
menyanyikan lagu The battles “Hey Jude”.
‘Hey Jude, don’t
make it bad
take a song and
make it better
…………’
Gao
Xiang hanya bisa menangis mendengarnya. Semua
kenangan mereka teringat kembali.
Saat
Tianjiao mengucapkan terima kasih karena Gao Xiang membantunya.
Saat
Tianjiao membantu Gao Xiang memperbaiki pipa bocor.
Saat
Gao Xiang mengantar Tianjiao pulang, waktu mereka berpisah sebenarnya Gao Xiang
tidak langsung pergi, ia memastikan Tianjiao pergi duluan.
Saat Gao Xiang membuktikan bahwa ia bisa terbang.
Saat
mereka main hujan bersama.
Saat
Gao xiang menunggu kedatangan Tianjiao, tapi Tianjiao tidak datang. Gao Xiang
menunggu sampai pameran tutup bahkan Gao Xiang meminta petugas pameran untuk
tidak menutupnya.
Malamnya Gao Xiang masuk kedalam gedung pameran secara
diam-diam lalu memotret benda-benda angkasa yang ada disana.
Petugas
yang melihat Gao Xiang langsung mengejarnya, Gao Xiang berusaha kabur tapi akhirnya
ia tertangkap dan dibawa ke sekolah oleh pihak keamanan. “kau berusaha membuat
dirimu dikeluarkan, dan ini tak berhasil, tapi sekarang kau bahkan bawa polisi
kesini!” ucap guru Hao dengan emosi. (Dari sini dapat disimpulkan bahwa Gao Xiang
tidak berhenti sekolah karena keinginannya ).
Saat Gao Xiang dan teman-temannya diam-diam masuk kedalam ruangan kelas
kemudian mengecat kelas itu dengan gambar benda-benda langit.
Di
upacara perpisahaan, Huang Tao menggantikan Tianjiao untuk pidato, Huang Tao
pidato dengan murung, Li Tao (teman Huang Tao) berusaha menyakinkannya.
1o
Tahun kemudian.
Narasi Tianjiao, “Gao Xiang sudah lama sekali, kudengar kau akan ke afrika, kau masih saja menyukai petualangan, Radio music heaven kini tak mengudara lagi, sekarang aku menjadi ahli astronomi seperti yang selalu ku inginkan. Oh ya, aku mengajukan sebuah proyek di Afrika tahun depan. Kurasa, walaupun universitasnya besar, dunia ini kecil. Kita akan saling bertemu lagi, benarkan?”.
Dengan
tersenyum Tianjiao menatap langit dan dilangit terlihat ada bayangan Gao Xiang saat
terbang dulu.
Tiantian
dan Xiaoyang masih bersama, dulu Tiantian yang mengikuti Xiaoyang botak,
sekarang Xiaoyang yang mengikuti gaya rambut Tiantian. Hari ini, Xiaoyang
berencana melamar Tiantian.
Ditempat
lain, banyak wanita sedang berkumpul memanggil nama idola mereka, “Lin Gengxin”,
ternyata itu Lin Ziao sekarang ia sudah jadi penyanyi terkenal.
Ada
sebuah pesta, disana ada Guru Hao, Tiantian, Xiaoyang, Li Tao (teman Huang
Tao), Huang Tao, dan teman-teman mereka dulu lainnya. “Tianjiao tidak datang
karena ada urusan pekerjaan” ucap Tiantian. lalu mereka menyuruh Li Tao untuk pidato.
“Huang
Tao sudah menjadi teman baikku bertahun-tahun, dan aku sangat senang kini berbagi
karpet merah dengannya” ucap Li Tao.
(sepertinya itu pesta Huang Tao dan Li
Tao, tapi tidak dijelaskan itu pesta apa)
Ayah
dan ibu bertemu, kini mereka terlihat sangat akrab tidak seperti dulu dan ibu
sudah mau makan ditempat yang dulu tidak ia sukai.
“bagaimana
hubunganmu dengan wanita Zhang yang kau beritahu kemarin” Tanya ibu
“kau
jauh lebih baik” sahut ayah. Ibu hanya tersenyum mendengarnya.
Teman
Gao Xiang dulu yang punya bengkel motor, sekarang sudah memiliki dealer mobil.
Sama
seperti dulu Guru Hao menasehati murid-muridnya, “kalian
semua tampak kehilangan harapan. Lihatlah ini, ahli astronomi terkenal Lin
Tianjiao, dia dulu adalah muridku” ucap guru Hao.
“jadi
katakan apa cita-cita masa depan kalian?” lanjutnya lagi.
END
Sebenarnya agak kecewa dengan ending-nya, karena tidak
ada pertemuan Gao Xiang dan Tianjiao setelah sekian lama bahkan mereka tidak
sempat bertemu saat berpisah -_-. tidak ada kejelasan apakah mereka bersama atau tidak. Tapi ya aku
suka dengan film ini, karena menyadarkan kita banyak hal.
Cinta, persahabatan, dan keluarga semuanya ada didalam
film ini. Film ini mengajarkan kita
untuk menjadi diri kita sendiri, jangan terlalu mengkhawatirkan dunia
lakukanlah apa yang kita inginkan.
Disisi keluarga, terkadang memang ibu terlalu mengatur
anaknya, hal itu juga wajar karena semua ibu pasti ingin hal yang terbaik untuk
masa depan anaknya. Tapi tanpa disadari, ibu terlihat memaksa anaknya menjadi
apa yang dia inginkan, bukan menjadi apa yang diinginkan anaknya. Dari pernikahan
ayah dan ibu Tianjiao, kita bisa belajar bahwa menikah sekian lama belum tentu benar-benar
memahami sikap satu sama lain, sebuah hubungan tidak bisa berjalan dengan
sempurna jika salah satu diantaranya egois, selalu mengatur tanpa tahu perasaan
yang diatur, ada kalanya memang seseorang harus diatur tapi ada kalanya juga
diatur itu mengesalkan.
Dan masih banyak pesan-pesan yang disampaikan film ini.
Kita bisa menyimpulkannya masing-masing ^-^.
^Thank you buat kalian yang sudah baca sinopsis film ini dari awal sampai akhir (*_*)^
ceritanya memang keren
BalasHapusSetuju ^_^, aku sangat menyukai jalan ceritanya tapi agak kurang sreg sama endingnya.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapuskeren sih.. tapi endingnya kurang mengesankan.. harusnya ketemu lagi walau cuman saling menatap dan senyum satu sama lain... hehehe..
BalasHapusIya kurang gereget, setidaknya kan mereka bertemu T_T
HapusKeren. Tp Endingnya g nendang.
BalasHapusMakasih buat sinopsisnya
Thank juga sudah baca ^_^
HapusKayaknya film ini gak kalah bagus sama Film You Are The Apple Of My Eye ya
BalasHapusyaa, film itu rekomendasi juga ^_^
HapusLagu yng aps scene mereka main hujan apa ya kak?
BalasHapusreality - Richard Sanderson
HapusJudul lagu heaven yang ketika laki2 ngasih kaset ke prempuan ya, itu apa min ?
BalasHapusEndingnya ngecewain ngecewain :(
BalasHapus