Sinopsis Rebellious Teenagers Part 1
Mrs
Zhang berusaha untuk membuat Ququ mengingat kejadian yang telah terjadi pada
hari itu.
Ququ
berusaha mengingatnya, dalam ingatannya, ia memegang pisau dan tanpa sengaja
atau di sengaja menusukkan pisau itu ke seseorang wanita.
Di
rumah sakit, Ququ sedang di rawat, ia selalu terbayang kejadian tersebut.
Narasi
Ququ “kejadian itu, aku hanya bisa mengingatnya samar-samar. Apakah aku
membunuh ibuku?. Hal yang ku tahu, semuanya telah pergi dari ku, sekarang aku
sendiri di ruangan ini, tidak ada jiwa, tidak ada kehidupan”
Mrs
Zhang sedang berbicara dengan dokter.
Dokter,”kami
sudah mencoba berbagai pengobatan, namun belum ada perubahan, Ququ mengalami gejala
syok berat”.
Ayah
Ququ datang namun hanya melihat Ququ dari luar kamar.
Dokter,”
trauma yang Ququ alami, ternyata lebih serius dari apa yang kami perkirakan. Kita
tidak tahu apa yang terjadi pada hari itu, sampai Ququ sembuh dan bisa
mengatakannya. Hal yang terpenting sekarang Ququ butuh perhatian dari
keluarganya, namun ayahnya hanya sesekali menjenguknya”
Suster
datang dan memberikan sebuah buku.
Dokter,”saya
harap ini dapat membantu” sambil menyerahkan buku tersebut ke Mrs Zhang
Buku
tersebut adalah buku diary Ququ yang berjudul “black diary”.
6 bulan yang lalu …….
Ququ bermain game online di warnet hingga tertidur di sana, petugas yang membersihkan
warnet membangunkan Ququ. Ququ melihat jam, ia terkejut karena hampir telat ke
sekolah, padahal ini hari pertamanya masuk ke sekolah baru, ia pun bergegas
lari menuju sekolah.
Di
sekolah, terdapat tiga orang anak laki-laki sedang bersembunyi di belakang
tanaman. Mereka menunggu siswi yang naik sepeda lewat dengan tujuan untuk
mengintip rok siswi-siswi yang lewat, namun sial kelakuan mereka ketahuan oleh
penjaga sekolah mereka pun langsung kabur.
Anak
laki-laki nakal tadi berhenti di depan pintu kelas, Ququ datang lalu meminta
mereka untuk menjauh dari sana. Anak laki-laki yang gendut tidak terima di perintah, “beraninya, siapa
kamu?”
Ququ
langsung menendang si gendut sampai jatuh, tanpa peduli Ququ masuk ke kelas dan langsung melanjutkan
tidurnya. Dazhuang nama anak laki-laki yang gendut tadi. Dazhuang tidak terima
perlakuan Ququ terhadapnya, ia menghampiri Ququ dan mengancam untuk balas dendam, namun pak guru
masuk sehingga Dazhuang tidak jadi membalas Ququ.
Pak guru meminta Ququ untuk memperkenalkan diri-nya sebagai siswa baru, tapi Ququ tidak peduli ia memilih lanjut untuk tidur.
Pak guru meminta Ququ untuk memperkenalkan diri-nya sebagai siswa baru, tapi Ququ tidak peduli ia memilih lanjut untuk tidur.
Ququ
menulis pengalamannya hari ini di sebuah buku, melihat hal tersebut Dazhuang
memiliki ide untuk membalas Ququ.
Dazhuang
berhasil mengambil buku Ququ lalu membacanya dengan keras “Black diary, Ququ Wang”. Ququ
marah, ia berusaha untuk merebut bukunya. Mereka pun kejar-kejaran di dalam
kelas, hingga diary tersebut robek karena mereka berebut.
Yoyo
adalah gadis yang duduk di samping Ququ. Yoyo menghampiri Ququ dan membantu Ququ
membereskan kertas-kertas yang terhambur.
Di
toilet, geng Dazhuang sedang buang air kecil, Ququ datang langsung menarik
celana Dazhuang dan mendorongnya, kemudian ia bergegas lari.
Ququ
kabur keluar sekolah dengan memanjat pagar, Dazhuang dan gengnya berusaha
memanjat pagar namun sial aksinya ketahuan penjaga sekolah, sehingga mereka
gagal mengejar Ququ.
Seperti
biasa Ququ pergi ke warnet untuk main game online, saat sedang asyik bermain,
ibu Ququ datang dan marah melihat anaknya berada di sini tidak di sekolah.
Ququ,
“ibu”
”oh,
kamu masih ingat ibumu, berapa banyak uang yang kamu gunakan untuk bermain game!,
kamu hanya bisa membuat orang tua mu malu” ungkap ibu sambil menarik kuping Ququ
dan menyeretnya pulang. Semua orang di warnet memperhatikan mereka.
Keesokan
harinya Ququ pergi kesekolah, kini ia sudah memakai seragam, Yoyo melihat Ququ
dan lari mengejarnya. ”ini diary mu” sambil menyerahkan potongan diary Ququ.
Ququ
tidak peduli, ia meremas kemudian membuang kertas tersebut. Yoyo mengambil
kertas itu dan membacanya, “16 Juni 2011, ayah pergi dari rumah”
Ququ
marah mendengarnya, “apa kamu gila?, apa kamu tidak peduli privasi orang?”
Yoyo,
“aku hanya ingin tahu apa yang tertulis di kertas itu”
Yoyo
diam dan menuruti perkataan Ququ, di persimpangan jalan Ququ berbelok ke arah lain.
Yoyo,
“apa kamu tidak ke sekolah?”. Ququ tidak merespon dan terus berjalan.
Ququ
datang ke warnet lagi, melihat Ququ penjaga warnet langsung meminta Ququ jangan
kemari terus dan menyuruhnya pulang saja.
Di
kelas, teman Yoyo memberitahu besok ulang tahun Fangfang, “ayo pergi bersama
kami”
Teman
yang lain,”dia ada kelas tambahan di hari minggu, jadi tak mungkin datang”
Yoyo,”itu
benar” dengan muka sedih. Kemudian
mereka membicarakan hal lain mengenai masa pubertas yang mereka alami.
Ququ
sedang berada di taman sekolah, Yoyo datang menghampir
“tenyata
kamu disini, kenapa tadi kamu tidak masuk kelas?”
Ququ,
“membosankan”
Yoyo,
”tadi, pak guru mencarimu”
Ququ,
”bukan urusanmu”
Yoy,
”aku ketua kelas, jadi itu urusanku”
Ququ,
”aku tidak peduli, siapa pun kamu”
Yoyo
pulang sekolah bersama ibunya yaitu Mrs Zhang. Mereka melihat ada tetangga yang
baru pindahan di samping rumah mereka, ternyata itu ibu Ququ.
Mrs
Zhang,”hallo, anda baru pindah kesini”
Ibu,”Halo,
anak ku pindah ke sekolah di sekitar lingkungan ini sehingga kami memilih
tinggal di sini”
Tidak
lama kemudian Ququ datang, Yoyo menegurnya,”Ququ Wang”.
Ququ
mengumpat pelan. Yoyo bingung,”apa maksudmu?”
Ibu
Ququ menelpon ayah Ququ,” apa yang harus kita lakukan, dia sudah pindah ke
sekolah ke 3 kalinya, siang ini dia pergi ke warnet lagi. Aku mengurusnya
sendiri!, apa maksudmu? Kamu tidak dapat melakukan apapun dengan masalah ini!”
Narasi
Ququ,”ibu selalu komplain mengenai ayah selingkuh, komplain mengenai uang yang habis karena ia bermain mahjong, dan masalah mengenai aku tetapi omelannya tidak mengubah apapun”.
Dazhuang
dan gengnya berusaha membalas dendam kepada Ququ namun semua rencana mereka selalu gagal.
Hari-hari
berikutnya selalu sama, Ququ terus saja kabur ke warnet di jam sekolah hingga
ia ke tangkap oleh guru yang sedang melakukan inspeksi siswa yang berada di warnet.
Guru,”
hari pertama masuk sekolah kamu sudah berbuat masalah. Kamu baru kelas 7 tapi
sudah pindah sekolah 3 kali, padahal kamu siswa yang baik saat sekolah dasar,
kenapa kamu seperti ini?”
Ququ
tidak merespon dan dengan santai berkata,”bisa kah aku pergi sekarang?”
Guru
hanya bisa menghela napas lalu menelpon bagian psikiater sekolah (kata lainnya
guru bimbingan konseling).
Ququ
berada di ruang psikiater
Mrs
Zhang, “Ququ, silahkan duduk, saya psikiater di sekolah ini, kamu dapat
memanggil saya Mrs Zhang”
Ququ,”aku
telah mendatangani buku laporan bimbingan ini, dapatkah aku pergi sekarang?”
lalu Ququ melangkah pergi dari ruangan.
“bukankah
kamu seperti ini karena ayahmu? saya akan senang untuk mendengar ceritamu”
sahut Mrs Zhang.
Di
rumah, ibu panik karena ayah datang. ”cepat keluar atau sembunyi, ayahmu
datang, kamu tau kan sifatnya”
Ibu
mendengar suara mobil dan bergegas melihat keluar, Ququ dengan sengaja mengunci
pintu supaya ibu tidak bisa masuk.
Ququ
sudah pasrah, ia duduk di kursi menunggu ayah masuk.
Ayah,”ayah
datang untuk menghukum mu!!”
Ququ
diam, ia langsung membalikkan badan siap menerima hukuman.
Ibu,”Ququ,
berhenti! apa yang sedang kamu lakukan”
Ayah
memukul Ququ dengan ikat pinggang.
Ayah,”café
internet!, game online!, apa yang kamu pikirkan hah?”
Ibu,”Daqu
Wang (nama ayah Ququ), jika kamu tidak berhenti, kamu berurusan denganku!”
Ayah
masih memukuli Ququ, namun Ququ diam tidak merespon, ayah menghela napas lalu
menjatuhkan ikat pinggangnya. Ququ mengambilnya.
Ayah,”kamu!!
tidak bisa di percaya” kemudian ayah pergi dari sana.
Ternyata
kejadian tersebut di lihat oleh Yoyo dari luar, Ququ keluar untuk menutup
pintu, Yoyo langsung bergegas masuk kerumahnya.
Yoyo
melamun (mungkin memikirkan kejadian
tadi)
Ibu
Yoyo / Mrs Zhang, “apa yang sedang putri ibu pikirkan?”
Yoyo,”tidak
ada”
Yoyo
melanjutkan aktivitasnya yaitu membuka internet di laptop, tak lama ayah Yoyo
datang. “sayang, apa kamu melihat dokumen ku”. Yoyo panik, ia bergegas
mematikan laptop tapi telat hal tersebut sudah di lihat oleh ayahnya, suasana
menjadi hening.
“berapa
kali aku sudah memberitahu mu, Yoyo tidak di izinkan menggunakan komputer!, ibu
macam apa kamu?”
“kamu
tahu kita tinggal di zaman sekarang, kamu tidak bisa melarangnya menggunakan
internet”
“kamu
tidak boleh membiarkannya”
“lalu
bagaimana dia mengenal dunia dan berteman?”
“yang
terpenting belajar keras, semuanya akan baik-baik saja, menggunakan internet
sama seperti menggunakan obat!!”
“anak-anak
butuh belajar, internet baik selama mereka tahu batasan”
Ibu
Ququ sedang mengobati luka Ququ.
Ibu,”kamu
beruntung ayah tidak sampai membunuhmu, semoga dengan ini kamu mendapat
pelajaran, berhenti membuat masalah jadi kami tak memarahi mu sepanjang waktu”
Ququ
hanya diam memperhatikan jam tangannya lalu ia mengingat masa lalu, saat
keluarganya terlihat harmonis, ayah memberi Ququ sebuah jam tangan sebagai hadiah ulang tahun pada saat itu. “di masa
depan, jika kamu rindu ayah, kamu bisa berbicara dengan jam ini dan ayah akan
mendengarmu”.
Ququ
melihat ke arah potongan kertas diary kemudian ia memperbaiki diary-nya. Ququ ingin
menulis sesuatu tapi ia mengurungkan niatnya dan memilih untuk keluar dari
rumah. Ququ lewat di depan kamar ibu, melihat tas ibu, Ququ langsung mengambil
uang ibunya, ia terdiam saat membuka dompet yang berisi foto pernikahan ayah
dan ibunya.
Ibu
selesai mandi dan melihat Ququ memegang dompetnya.
Ibu
marah,“beraninya!!, kamu mencuri uang ibu, sekali mencuri kamu akan mencuri
lagi di masa depan” sambil melemparkan sesuatu dan tepat mengenai kepala Ququ.
Ququ
tidak peduli, ia terus berjalan. Yoyo tanpa sengaja mendengar dan melihat
kejadian tersebut.
Ququ
berjalan tanpa tujuan, di jalan ia melihat keluarga yang sedang berjalan
bersama dengan bahagia. hal tersebut membuatnya tambah murung.
Ibu masuk ke dalam rumah dengan wajah sedih, rumah terlihat sangat berantakan.
Ibu masuk ke dalam rumah dengan wajah sedih, rumah terlihat sangat berantakan.
Tiga
orang dewasa (preman) sedang memalak anak kecil. “mana uangmu ?, lain kali
bawakan kami lebih banyak!”
Melihat
Ququ datang mereka langsung menghadang Ququ. “berikan kami uangmu, kami perlu membeli
rokok”
“beraninya,
jika kamu ingin hidup berikan uangmu!” bentak preman sambil menodongkan pisau.
Ququ
diam dengan wajah tanpa ekspresi, tanpa menunjukan rasa sakit Ququ memegang
pisau itu dengan kuat sampai tangannya berdarah. Para preman jadi panik melihat
sikap Ququ, akhirnya mereka memilih pergi dari sana.