Sinopsis Rebellious Teenagers Part 2

Sinopsis Rebellious Teenagers Part 2

Ququ berdiri di depan kantor Polisi. Polisi terkejut melihat Ququ dengan tangan berlumuran darah.

Polisi membawa Ququ masuk ke dalam, kemudian mengobati lukanya.

Polisi, “jadi kamu dirampok?, berikan nomor handphone atau alamat orang tua mu”.

Ququ tidak ingin pulang kerumah, sehingga ia berpura-pura bisu dan tuli. (Ququ berpikir lebih  baik dia tidur di kantor polisi malam ini).

Keesokan paginya, Polisi sedang pergi untuk membeli sarapan, saat kembali Polisi melihat Ququ sedang asyik mendengarkan lagu dan menari di kamar mandi. (Polisi menyadari bahwa Ququ telah berbohong).

Ququ akhirnya memberi nomor handphone orang tuanya. Polisi menelpon nomor tersebut, tetapi ternyata salah sambung (Ququ berbohong lagi).

Karena sudah ketahuan berbohong lagi, Ququ memilih kabur dari kantor Polisi.

Di hari minggu aktivitas Yoyo sangatlah padat, dimulai dari les alat musik tradisional, les Piano, les menulis essai, les olimpiade matematika, hingga les kaligrafi (dalam satu hari, les segitu banyaknya T_T).

Yoyo sangat kelelahan dengan semua lesnya dari pagi hingga sore, sampai di les terakhir Yoyo ketiduran.

Saat pulang les, Yoyo melihat ayah dan ibunya sedang berdebat.

Ibu, “kamu merampas kebahagian anak kita”

Ayah, “Sudah berulangkali  ku katakan, kamu terlalu lembut padanya”

Ibu, “kamu terlalu disiplin, kamu hanya menyuruhnya melakukan apa yang dulu tidak bisa kamu lakukan, karenanya kamu merasa gagal dengan dirimu sendiri”

Yoyo sedih mendengar perdebatan orang tuanya, ia memilih pergi dari sana.

“aku sudah berusaha keras, tapi mereka masih saja seperti itu, rasanya aku ingin kabur meskipun sebentar saja” gumam Yoyo dalam hati.

Orang tua Yoyo menghampiri Guru les.

Guru, “Ibunya Yoyo ya, Kelas hari ini telah selesai, semua siswa sudah pulang”

Orang tua Yoyo pun kaget mendengarnya.

Di jalan, Yoyo melihat seorang anak laki-laki sedang meminta-minta, melihat jam anak laki-laki tersebut Yoyo sadar itu Ququ.

“Ququ Wang, kenapa kamu meminta-minta?”.

Karena ketahuan Yoyo, Ququ segera lari. Yoyo pun mengejar Ququ, “Ququ Wang!!”.

Ququ berhasil kabur dari Yoyo, kemudian ia pergi ke warung internet untuk bermain game online.

Ternyata Yoyo diam-diam menemukan Ququ.

Ququ, “berhenti mengganggu ku”

Yoyo akhirnya memilih diam sambil memperhatikan Ququ bermain game.

Saat Ququ pergi ke toilet Yoyo mencoba memainkan game Ququ.

Ququ, “hanya sebentar, bahkan kamu sudah kalah berkali-kali, hebat sekali. Apa kamu tidak pulang? Ini sudah malam”

Yoyo, “Oh iya, ini sudah telat”.

Yoyo pulang kerumah.

Ibu menghampiri Yoyo kemudian memeluknya, “bagaimana bisa kamu pergi tanpa pamit”

Ayah memanggil Yoyo dengan tegas, “apakah kamu ingin memberontak?”

Yoyo menjawab sambil menangis, “tidak, ayah”.

Ibu dan Ayah Yoyo sedang bersama.

Ibu, “kenapa sekarang kamu terlihat tegas padanya, padahal tadi kamu sangat khawatir”

Ayah, “aku seperti ini, untuk melindunginya”

 -----------------------------------------------------------------

Di Rumah Sakit (kembali ke enam bulan kemudian)

Suster mencoba memberi makan Ququ, tetapi Ququ hanya diam tidak merespons.

Ayah Ququ memperhatikan diam-diam dengan murung, kemudian ia masuk.

“Makan ini, apakah kamu ingin mati?!!” ucap Ayah Ququ sambil memaksa.

Ququ tetap diam tanpa respons apapun.

Suster mencoba menghentikan tindakan Ayah Ququ, “Apa yang sedang anda lakukan”

Yoyo berkunjung ke rumah sakit, ia masuk kemar Ququ tapi tidak menemukan Ququ di dalam. 

Yoyo mencoba mencari Ququ dan menemukan Ququ sedang bersembunyi di bawah tempat tidur.

Ququ teringat kembali, saat tangannya penuh darah. "Aku membunuh ibuku" gumam Ququ.

--------------------------------------------------------------------

Film ini maju-mundur (sekarang kembali ke enam bulan yang lalu, saat Ququ di sekolah)

Di kelas saat ujian, Ququ malah tidur, namun ia terbangun saat sadar jam tangannya hilang. 

Ququ mencari-cari jam tangannya. Ternyata jam tangannya di ambil oleh Dazhuang dan gengnya.

Dazhuang,”Ququ ini jam mu”

Ququ, “Apa yang kamu inginkan?”

Dazhuang, “Mudah, cukup berlutut di depanku”

Ququ berusaha merebut jamnya, Dazhuang dan gengnya mempermainkan Ququ dengan saling melempar jam Ququ. Tanpa sengaja jam tersebut jatuh dari jendela. Ququ marah, akhirnya Ququ dan Dazhuang berkelahi.

Ququ dan Dazhuang berada di kantor guru.

Guru meminta mereka untuk saling meminta maaf. Ququ tidak ingin meminta maaf, “Kenapa aku harus meminta maaf? Itu bukan salahku!”.

Guru, “karena kalian saling berkelahi, tentu kalian saling meminta maaf”.

Ququ tidak mau meminta maaf, ia memilih melukai dirinya sendiri dengan pisau cutter yang ada di meja guru.

Guru mencoba menahan tindakan Ququ, namun terlambat.

Ibu Ququ segera datang ke rumah sakit. Guru mengatakan semuanya baik-baik saja, “lukanya tidak dalam”.

Guru, “dimana ayahnya?”

Ibu, “jangan tanya ayahnya, mana ada ayah seperti dia, yang tidak peduli anaknya”

Ququ hanya bisa murung mendengar ucapan ibunya. Ququ memilih pergi diam-diam dari sana.

Di sebuah taman sangatlah ramai, ada polisi dan juga ambulans. 

ada seseorang mengambang di sungai, dit kejadian terdapat sepatu dan kartu identitas orang tersebut. Ternyata itu Ququ.

Ibu Ququ menangis, “cepat tolong, itu anak saya”

Yoyo dan ibunya juga berada di lokasi.

Ayah Ququ bergegas menuju taman, namun jalan sedang macet. 

Ayah ququ sangatlah gelisah, ia memilih keluar dari mobil dan lari menuju taman.

Ternyata semua itu hanyalah ide Ququ, ia tidak melompat ke sungai tetapi sembunyi di semak-semak sambil memantau tempat kejadian.

“Apakah jika aku dalam bahaya, ayah akan datang?, ternyata dia tidak datang” gumam Ququ dalam hati.

(Rencana Ququ benar-benar kelewatan, hanya karena ia ingin tahu ayahnya peduli atau tidak dengannya. Dia sampai membuat semua orang panik).

Tim penyelamat berhasil mengangkat orang yang mengambang di sungai, dan ternyata itu hanya boneka.

Ayah Ququ sampai di taman, tetapi taman sudah sepi. (Ququ tidak melihat kedatangan ayahnya)

Ayah Ququ bertanya kepada orang sekitar, “Permisi, bagaimana keadaan orang yang melompat ke sungai?”

“itu hanya hoax, anak laki-laki itu sungguh pembuat masalah” ucap orang tersebut.

Ayah Ququ hanya bisa menghela napas.

Yoyo berhasil menemukan Ququ. “apakah menurut mu itu menyenangkan? Membuat semua orang panik !!” ucap Yoyo dengan marah kemudian pergi dari sana.

Ququ keluar dari persembunyian, orang-orang yang melihatnya tertawa, karena Ququ tidak memakai pakaian.

Ququ akhirnya pulang ke rumah.

“Sekarang terserah, silahkan lakukan apa yang kamu inginkan!!” Ucap Ibu Ququ kemudian pergi. (Ibu sudah tidak punya energi lagi untuk marah, karena ia sudah sangat kecewa dengan sifat Ququ).

Ququ masuk ke dalam kamarnya, ia menatap jam tangannya dengan sedih. (Ququ pikir ayahnya sudah tidak peduli kepadanya)

Ququ pergi ke sekolah, di sekolah semua orang menghindari Ququ, karena kejadian kemarin. 

Ququ bertemu Yoyo di depan kelas.

Ququ ingin menyapa Yoyo tetapi Yoyo lewat begitu saja (Yoyo kesal dengan kelakuan Ququ kemarin).

Saat pelajaran, Ququ mencoba berbicara dengan Yoyo dengan cara menulis di buku. Ququ ingin mengajak Yoyo pergi bersamanya ke suatu tempat.

Yoyo merespons dengan dingin, “jangan ganggu aku”

Ququ tidak menyerah, ia mendekati Yoyo dengan menggeser mejanya. Yoyo kesal dengan tingkah Ququ, tanpa sengaja Yoyo mendorong meja Ququ sampai Ququ terjatuh.

Akhirnya Yoyo tertawa melihat Ququ terjatuh.

Saat pulang sekolah Ququ mengambil tas Yoyo, kemudian lari. Yoyo berusaha mengejar Ququ, “kembalikan tasku”

 

Yoyo terus mengejar Ququ sampai di suatu tempat.

“kemana kamu membawaku”, Ucap Yoyo kesal