Sinopsis Rebellious Teenagers Part 3

Sinopsis Rebellious Teenagers Part 3


Ternyata Ququ membawa Yoyo ke rumah Ayahnya. Ququ menarik Yoyo untuk sembunyi.

Di depan rumah Ayah Ququ baru pulang kerja, istri baru dan anaknya menyambutnya.

Ququ dan Yoyo diam-diam masuk ke dalam rumah Ayah Ququ, lalu Ququ memotret adik tirinya, kemudian mereka pergi dari sana.

Ququ dan Yoyo berlari dengan senang (mungkin mereka senang, karena dapat kabur tanpa ketahuan siapapun).

Ququ, “terimakasih untuk hari ini”

Yoyo, “kenapa kamu memotretnya?”

Ququ tidak menjawab, ia menyuruh Yoyo pulang karena sudah malam.

“jujur hari ini aku merasa senang bisa keluar, karena biasanya aku hanya belajar di rumah. Terimakasih” Ucap Yoyo kemudian pergi.

Keesokannya, Ququ mengajak Yoyo pergi ke tempat pengacara.

Ququ, “aku ingin menuntut pria ini, karena memiliki dua istri”

Pengacara, “dia bisa dituntut, tapi harus istri pertamanya yang melaporkan” 

Ququ berusaha membujuk ibunya untuk menuntut ayahnya. Tetapi ibunya malah berbalik memarahi Ququ.

Ibu, “Apakah kamu tahu jika ibu menuntutnya, Ayah akan di penjara selama 2 tahun”

Ququ duduk sendirian di depan rumah dengan sedih, tidak lama kemudian Yoyo datang menghampiri.

Yoyo, “lebih baik kamu menyerah saja”

Ququ, “kamu tidak mengerti?!!

Yoyo, “jujur, aku juga ingin pergi dengan teman-teman di kelas, pergi ke ulang tahun. Tetapi saat aku ujian pertama kali. Ayah dan ibu, mereka banyak berdoa dan mereka senang jika aku berhasil”

Ququ, “jadi kamu menyerah dengan keinginanmu?”

Ququ mengejar dan menahan Yoyo “kamu membenci ku, orang tuaku membenci ku, semua orang membenciku, aku tidak peduli”

Yoyo tidak merespons.

Ququ, “aku tidak ingin seperti mu, berpura-pura agar orang lain senang”

Yoyo, “aku tidak sepertimu, yang melukai perasaan orang-orang yang melindungimu”

Akhirnya mereka saling berdebat.

 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Di rumah sakit (kembali ke enam bulan kemudian setelah kejadian)

Narasi Ququ, "Aku marah, marah karena yoyo benar".

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Kembali ke enam bulan yang lalu, setelah perdebatan Ququ dan Yoyo

Narasi Ququ, “Seminggu setelah berdebat aku dan Yoyo tidak berbicara, Yoyo pasti sangat marah”

Ququ mencoba memperbaiki keadaan dengan datang ke rumah Yoyo.

Ququ makan bersama Yoyo dan Ibunya. Yoyo masih kesal dengan Ququ.

“dia makan seperti tidak makan berhari-hari, aku sudah kenyang” ucap Yoyo kemudian pergi ke kamarnya.

Ququ menyusul Yoyo di kamarnya.

Ququ meminta maaf, kemudian ia bercerita, “jam tanganku hadiah ayahku. Saat aku kecil, aku sering membuat masalah, ayah akan memarahi dan memukulku. tetapi sudah lama Ayah tidak melakukannya lagi”

Yoyo, “jadi kamu memilih untuk berbuat masalah agar ayahmu datang memukulmu, daripada tidak pernah datang”

Ququ, “tapi sekarang masalah apapun yang ku buat, dia tidak datang”

Yoyo memegang bahu Ququ dan menatapnya dengan sedih.

Di rumah Ququ terlihat senang, karena Yoyo tidak marah lagi terhadapnya.

Yoyo belum tidur, ibunya menghampiri.

Ibu, “kenapa kamu belum tidur?”

Yoyo, “Ibu apa pernah menyukai seseorang saat muda?”

Ibu Yoyo tertawa, kemudian menceritakan pengalamannya saat masih muda.


Keesokan paginya, Ququ dan Yoyo, sama-sama berhias agar terlihat rapi (mereka mulai kasmaran).

Ququ sengaja menunggu Yoyo di depan rumahnya.

Saat Yoyo keluar dari rumahnya, Ququ juga pura-pura baru keluar dari rumahnya, kemudian melambaikan tangan sambil tersenyum ke Yoyo.

Di kelas, Ququ terus saja berusaha curi-curi pandang dengan Yoyo.

Ququ cemburu saat melihat Dazhuang mendekati Yoyo dengan cara menanyakan tugas.

Ququ memikirkan ide bagaimana cara untuk bisa mendekati Yoyo. 

Ququ melihat buku tugas, ia pun memiliki ide yaitu dengan cara belajar (karena Yoyo siswa teladan di kelasnya).

Ququ pulang ke rumah, di rumah Ibu sedang bermain Mahjong bersama teman-temannya.

Ququ masuk ke kamar, kemudian ia mencoba belajar, tapi ia terganggu dengan suara ribut ibunya yang sedang asyik bermain mahjong.

Ququ memilih belajar di luar.

Semenjak itu Ququ jadi rajin belajar dan jika ia tidak mengerti, ia akan meminta kepada Yoyo untuk menjelaskan.

akhirnya mereka jadi semakin dekat, sering pergi dan pulang sekolah bersama.

Ququ mengerjakan tugas dengan sangat baik, Guru bahkan tidak percaya bahwa Ququ yang mengerjakannya sendiri.

Yoyo sedang berada di kelas tambahan. Ququ memanggilnya untuk keluar bermain basket bersamanya.

Mereka menikmati hari libur dengan bersepeda, 

bermain di pantai, kemudian melihat pemandangan. 

Saat ujian Dazhuang menyontek (ia mencuri soal ujian dari ruang guru).

Pada saat pengumuman hasil ujian nilai Ququ tertinggi di kelas. Dazhuang tidak terima (Dazhuang merasa seharusnya dia yang mendapat nilai tertinggi), Dazhuang pun merencanakan rencana jahat untuk Ququ (Dazhuang menaruh kertas contekannya ke dalam meja Ququ)

Ququ menelpon ayahnya, ia memberitahu bahwa ia mendapat nilai tertinggi di kelas. Tetapi ayah Ququ tidak percaya, Ayah malah menuduh Ququ telah berbohong. Ququ menutup telpon dengan sedih.

Guru memanggil Ququ ke kantor (Guru menemukan kertas contekan di meja Ququ).

Guru menunjukkan kertas contekan Ququ, “Ququ ini apa? Bagaimana bisa kamu menyontek?”

Ququ dengan murung, “Aku tidak melakukannya. Sudahlah, apapun yang ku katakan. Tidak akan ada yang percaya”.

Diam-diam Dazhuang merekam kejadiaan saat Ququ di kantor guru, akhirnya tersebar berita keseluruh sekolah bahwa Ququ menyontek.

Ququ berjalan dengan sedih, Yoyo berusaha mengejar Ququ.

Tidak lama kemudian Ayah Yoyo datang, ia segera menarik Yoyo untuk pergi dari sana, "jangan berteman dengan orang seperti Ququ".

Ququ jadi tambah sedih, Ququ pulang ke ru mah dengan murung.

Di rumah Ibu marah besar terhadap Ququ, “kamu selalu berbuat masalah”. Ibu hampir menampar Ququ namun terhenti karena Ayah datang.

Ququ terlihat senang ketika Ayahnya datang, namun murung lagi karena Ayah hanya memanggil Ibu.

Ayah dan Ibu berbicara mengenai perceraian mereka, Ibu Ququ tidak ingin bercerai, kemudian mereka berdebat mengenai sifat Ququ, akhirnya mereka saling menyalahkan.

Ibu, "aku tidak akan bercerai denganmu"

Ayah pergi begitu saja, Ibu pun hanya bisa menangis.

Ququ meneteskan air mata mendengar perdebatan orang tuanya dan melihat ibunya menangis.

Ayah Yoyo mengingatkan Yoyo untuk tidak berteman dengan Ququ. 

Yoyo menangis, “Ayah, kamu tidak mengenal Ququ? Bagaimana bisa kamu seperti ini”

Yoyo mengutarakan isi hatinya selama ini, “Ayah, aku bukan robot, aku juga ingin berteman, membantu temanku, bukan hanya belajar. Jika kali ini aku tidak membantu Ququ, aku pasti menyesal”. 

Ayah Yoyo terdiam sesaat, akhirnya ia mengizinkan Yoyo membantu Ququ.